Kamis, 19 Januari 2012

You are the Best

Suatu hari, seorang Saudagar kaya hendak bepergian ke luar negeri. Sebelum berangkat, Saudagar itu memanggil 3 orang pembantunya. Kepada pembantu yang pertama diberikan uang 10 keping emas, pembantu ke dua mendapat 5 keping emas dan pembantu ke tiga mendapat 1 keping emas. Saudagar itu berpesan, agar mereka mengelola dengan baik uang yang sudah diberikan itu.

Suatu hari, seorang Saudagar kaya hendak bepergian ke luar negeri. Sebelum berangkat, Saudagar itu memanggil 3 orang pembantunya. Kepada pembantu yang pertama diberikan uang 10 keping emas, pembantu ke dua mendapat 5 keping emas dan pembantu ke tiga mendapat 1 keping emas. Saudagar itu berpesan, agar mereka mengelola dengan baik uang yang sudah diberikan itu. Setelah Saudagar itu pergi, pembantu pertama pergi ke pasar dan mengusahakan uang tersebut hingga uangnya menjadi bertambah. Demikian juga pembantu ke dua pergi ke kota, dan uangnya juga bertambah. Namun pembantu ke tiga, dia merasa kecewa karena mendapat uang paling sedikit dan berpikir bahwaSaudagar itu tidakadil, maka uang yang diterima hanya disimpan dibawah kasur Seminggu kemudian Saudagar kaya itu pulang, dan langsung memanggil ke tiga orang pembantunya. "Tuan, uang yang diberikan sudah saya usahakan dan bertambah menjadi dua puluh." Lapor pembantu pertama sembari menyerahkan 20 keping emas. 'Baik sekali apa yang telah kamu perbuat. Mulai besok, kamu akan menerima kenaikan jabatan." Puji Saudagar sembari tersenyum. Demikian juga pembatu ke dua berhasil mengembangkan uang yang diterima menjadi 10 keping emas, dan dia juga mendapat kenaikan jabatan. Namun pembantu ke tiga datang, dengan wajah marah "Tuan, anda adalah orang yang tidak adil! Saya mendapat keping emas paling sedikit. Ini saya kembalikan uang yang sudah saya terima!" Dengan wajah marah Saudagar itu menyuruh para pengawal untuk menangkap pembantu tersebut dan memasukkannya ke dalam penjara seumur hidup. Dari kisah tersebut ada 3 (tiga) hal yang bisa kita pelajari : 1.Dengan bakat, kemampuan serta potensi diri yang kita miliki : MARI KITA LAKUKAN YANG TERBAIK! Tidak masalah apakah modal kita kecil, wajah kita jelek ataupun pendidikan kita rendah. Hal yang paling penting adalah, dengan apa yang kita miliki Do our Best! 2.Jangan pernah merasa iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. BELAJAR BERSYUKUR! atas apa yang kita miliki.Di atas langit ada langit! Coba sekali waktu kita melihat ke bawah, di situ kita akan melihat bahwa masih banyak orang yang lebih menderita ataupunlebih susah. 3.MASA DEPAN ADA DI TANGAN KITA ! Apa yang kita lakukan hari ini menentukan bagaimana masa depan kita. Kalau hidup kita dipenuhi dengan kemalasan, maka kehancuran adalah masa depan kita. Namun jika hari ini, kita isi dengan kerja keras, semangat belajar, dan pantang menyerah maka masa depan kita adalah keberhasilan dan kesuksesan.

Kangen Tradisi Kupatan Di Gunung Menjuluk

Mumpung masih suasana Syawal, boleh dong kalau aku menulis tentang lebaran? Kali ini tentang kupatan, tradisi merayakan lebaran seminggu setelah hari H Idul Fitri. Aku tidak tahu jelas apakah tradisi kupatan ini hanya Mumpung masih suasana Syawal, boleh dong kalau aku menulis tentang lebaran? Kali ini tentang kupatan, tradisi merayakan lebaran seminggu setelah hari H Idul Fitri. Aku tidak tahu jelas apakah tradisi kupatan ini hanya ada di Jawa Timur, Jawa, atau semua orang Indonesia yang merayakan Lebaran.

Sebatas yang aku tahu sih tidak ada tradisi kupatan di Bali. Di Jakarta juga tidak ada. Padahal di Sedayulawas, kampung halamanku di pesisir utara Lamongan, Jawa Timur, kupatan selalu jadi pelengkap lebaran. Bagi anak-anak, kupatan malah lebih meriah dibanding lebaran itu sendiri.

Seperti namanya, dari kata kupat (bahasa Jawa) yang berarti ketupat, kupatan merupakan tradisi merayakan hari seminggu setelah Lebaran dengan makan ketupat. Kalau Lebaran jatuh pada tanggal 1 Syawal, maka Kupatan jatuh pada tanggal 8. Itu pengertian kupatan yang aku tahu. Pada hari ini, bisa dikatakan semua warga desa membuat ketupat. Berbed`
dengan ketupat yang pada umumnya terbuat dari janur, ketupat di desa kami dibuat dari daun lontar (Jawa: gladakan).

Selain berbentuk segi empat seperti ketupat pada umumnya, warga kami juga biasa membuat ketupat berbentuk ayam jago. Ketupat ini disebut jekekrek. Isinya ya sama saja, beras yang sudah dicuci sehingga agak bercampur air.

Ketupat ini biasa dimakan dengan sayur lodeh atau kare. Pada zaman aku masih kecil sih kami bisa tiga kali makan dengan menu sama semua: ketupat dengan sayur lodeh. Ikannya kalau bukan ayam ya tongkol atau ikan layang. Empuknya ketupat bertemu dengan segar dan pedasnya sayur lodeh. Lhep! Kadang yang nggak suka dengan makanan pedas, bias dibuat rujak lontong.

*Menelan ludah sendiri dulu… (duh… nikmatnya…!!)

Sebagai pelengkap, warga membuat lepet (bacanya mirip sepet, bukan mepet), makanan terbuat dari beras ketan yang direbus dalam bungkusan janur. Tanpa lepet, kupat itu tak ada bedanya dengan kupat pada hari biasa.

Ada dua bentuk lepet. Pertama mirip segitiga dengan dua sisi sangat panjang dan sisi bawah pendek. Kedua bentuknya bulat seperti bantal. Di desa kami lepet jenis ini disebut lepet dengkul. Kali karena bentuknya yang seperti dengkul. Atau bisa jadi karena yang bikin mikir pake dengkul. Hahaha..

Kupat dan lepet itu biasa bagi mereka yang merayakan Kupatan. Nah, yang paling unik dari Kupatan di daerahku adalah karena kami merayakannya dengan naik gunung. Gunung itu mungkin lebih pas disebut bukit karena tingginya, menurut perkiraanku, tak sampai 300 meter. Tapi kami toh tetap menyebutnya sebagai gunung. Lengkapnya Gunung Menjuluk..

Zaman aku masih kecil sih kami biasa bawa ketupat, lepet, dan jajan sisa Lebaran untuk naik gunung. Saat itu kalau jajan lebaran masih tersisa saat Kupatan berarti sudah luar biasa. Soale, biasanya cepat banget habis. Perlu waktu sekitar 30 menit untuk sampai punggung gunung. Kami lalu menikmati makanan itu di atas gunung sambil melihat pemandangan di bawah sana.

Di sisi ttara gunung terlihat desa Sedayulawas dan laut utara Jawa. Di barat daya ada desa mungil Mencorek.

Sambil bersantap, kadang ada yang bawa tape berbateri untuk bisa menyanyi, kami juga waspada pada petasan. Kalau sudah kupatan, petasan seolah jadi bahan yang bisa diledakkan di mana saja. Tapi setelah terjadi bom di Bali 2002, semua jenis petasan langsung dilarang, termasuk saat Kupatan.

Memang lebih tenang. Tapi, tanpa petasan saat Kupatan, jujur saja, aku merasakan ada sesuatu yang hilang. Menurutku sih sebaiknya tidak apa-apa ada petasan selama tidak masih dalam batas kewajaran. Samakan saja dengan orang Betawi saat punya hajatan.

Saat ini, kupatan memang makin beda caranya. Biasalah. Selalu ada yang berubah. Makin sedikit oarng yang membawa kupat, lepet, apalagi jajan untuk kupatan di atas gunung. Tapi tetap saja banyak yang naik gunung untuk kupatan. Selain dari desa kami, waga dari desa lain pun memenuhi gunung kecil yang secara administratif milik Desa Sedayulawas.

Maka, banyak orang tumplek blek di atas gunung. Perkiraanku, kalau dihitung total ada sampai 1000 orang.

Karena banyak orang itu, maka Kupatan pun jadi waktu untuk bermaaf-maafan atau sekadar ketemu teman lama. Kupatan juga jadi waktu untuk bertemu dengan teman-teman sekolah.

Tahun ini, aku tidak bias merayakan kupatan. Maklum lah aku sekarang sibuk nyantri nun jauh di sana: Jombang. Mungkin hanya tulisan kecil ini mampu mengobati rasa kangenku akan tradisi kupatan… sudah dulu ya… thanks udah baca.

Senin, 09 Januari 2012

UNTUKMU

hanya untukmu... spesial.... ssssstttt...!!! 
░▄▀▀▄▀▀▄░░▄▀▀▄▀▀▄░
░▀▄───▄▀░░▀▄───▄▀░
░░░▀▄▀░░░░░▀▄▀░░░

Minggu, 08 Januari 2012

7 Keajaiban Sedayulawas

8 Januari 2012
Inilah malam terakhir aku mengisi liburan semester gasal di desa tercinta, Sedayulawas. Walaupun hanya libur tiga hari, aku masih menyempatkan pulang ke kampung halaman. sebagai jurnalis (meski amatiran, he3x) tak kuasa rasanya menahan galau tuk nulis sesuatu tentang 8 Januari 2012
Inilah malam terakhir aku mengisi liburan semester gasal di desa tercinta, Sedayulawas. Walaupun hanya libur tiga hari, aku masih menyempatkan pulang ke kampung halaman. sebagai jurnalis (meski amatiran, he3x) tak kuasa rasanya menahan galau tuk nulis sesuatu tentang desa Sedayulawasku.asal pembaca tahu, desa mungil yang terletak di pantura Lamongan ini mempunyai spot-spot luar biasa indah, terutama bagi kamu-kamu yang hobi potret-potret. dalam tulisan ini, aku menyebutnya 7 Keajaiban Sedayulawas.

Eits, tapi sebelum kusebut spot-spot menarik itu kita kenalan dengan desa Sedayulawas dulu yuk!!! menurut postingan yang diterbitkan di alamat http://blogcakimam.blogspot.com menyebutkan bahwa Sedayulawas merupakan suatu wilayah bagian dari Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 1.185 Ha. Batas desa Sedayulawas sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah timur dengan kelurahan Brondong, sebelah selatan dengan desa Sendangharjo dan sebelah barat dengan desa Brengkok. Desa Sedayulawas berjarak kira-kira 64 km ke utara dari kota Lamongan, kurang lebih 25 km ke timur dari kota Tuban, dan sekitar 68 km ke barat dari kota Gresik.

Sebagian besar penduduk desa Sedayulawas bermata pencarian sebagai petani, petambak dan nelayan sampai tanggal 27 agustus 2007 tercatat 2625 orang berprofesi sebagai petani, 2503 orang sebagai petambak, 89 orang sebagai pegawai negeri sipil, 25 orang sebagai TNI/POLRI dan 551 orang bekerja sebagai pedagang dan lainnya.

Entah dari mana data tersebut, seperti itulah gambaran umum desa Sedayulawas. oia, ini nih spot menarik di dea Sedayulawas yang aku rangkum dari berbagai sumber. sebagai catatan, ini cuman menurut aku lho, kalau kamu nggak setuju, well.

1. Jembatan Baru Sedayulawas
Ini nih tempat paling caem yang di miliki desa Sedayulawas. bagi yang hobi foto, aku saranin tempat ini yang pertama dikunjungin. sebelum jembatan ini dibangun, 1000 dukungan pembangunannya udah dibuat di facebook. hasilnya pun cukup membanggakan, hingga tulisan ini diketik 143 anggota sudah terdaftar mendukungnya. menurut situs yang dirilis resmi oleh PU jembatan ini diharapkan mampu menanggulangi kepadatan jalur pantura. sebagian komentar yang di poskan di wikimapia, jembatan ini mirip dengan jembatan yang pernah dirancang oleh Ir. Soekarno dulu. bentuk kurvanya yang menawan patut ditempatkan di posisi pertama di 7 keajaiban Sedayulawas ini.

2. Pelabuhan Sedayulawas
3. Gunung Menjuluk
4. Pantai Belangu
5. Gunung Kendil
6. Masjid Taqwa
7. Tangkis Laut (Pupantara)

Followers

Silahkan mengambil artikel yang ada di blog ini asal mencantumkan sumbernya.BUKU CATATAN MEDIA. Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 BUKU CATATAN MEDIA. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top