#
MELIRIK JIHAD CYBER
Lantunan
“Gaza Tonight” kembali terdengar. Alunan nadanya menghipnotis para
pemirsa. Ditambah sejumlah gambar anak-anak Gaza yang terluka menjerit
menahan sakit. Serta pemilihan judul tema berita yang bombastis,
menambah lengkap rangkaian berita memilukan sore itu. Tak khayal, banyak
penonton yang mencucurkan air mata melihat tayangan seperti itu.
Itu
hanya salah satu stasiun televise kita, belum stasiun televise lainnya
yang dengan kompak memberitakan kabar terakhir kondisi saudara-saudara
kita di Gaza, Palestina. Sudah sepekan rangkaian tayangan-tayangan itu
disajikan, menjadi top news hamper di semua media berita.
Saat
makalah ini ditulis, kedua belah pihak, pasukan perlawanan Hamas dan
pemerintahan Israel bersepakat untuk melakukan gencatan senjata. Namun,
yang namanya Israel, tidak pernah menepati janjinya. Pasca perundingan
gencatan senjata yang di fasilitasi mesir rabu (21/11), beberapa warga
Palestina masih ditembaki mati.
Invasi
yang terjadi selama 8 hari lamanya itu, menyisakan luka yang mendalam.
Tercatat lebih dari 160 rakyat Gaza meninggal dunia, dengan mayoritas
korban adalah anak-anak. Sedangkan korban luka mencapai 1000 orang. Dari
pihak Israel sendiri dilaporkan hanya menewaskan 5 warga saja. Bukan
hanya manusia saja yang menjadi korbannya. 400.000 pohon Zaitun di Gaza
juga ditebas habis oleh militer Israel. Belum lagi tempat-tempat vital
Gaza seperti rumah sakit, masjid, sekolah hingga kantor pemerintahan
Hamas yang tidak sedikit hancur dibombardir Israel. Semuanya hancur.
Hingga pemerintahan Israel mengklaim bahwa serangan kali ini adalah
serangan terbesar mereka kepada Hamas dan Gaza-nya. Karena pemerintahan
Hamas harus membangun kembali tempat-tempat umum itu dari nol, yang
tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pelestina, milik siapa?
Tanah
Pelestina seakan tidak ada habisnya diperebutkan. Tiga agama samawi,
Islam, Kristen dan Yahudi saling mengklaim kepemilikan Palestina.
Palestina adalah tanah konflik yang terus diperebutkan yang entah kapan
akan berakhir. Namun, kita harus ingat disana terdapat Al-Aqsha, tanah
suci umat islam, tempat para Nabi dan Rosul. Palestina adalah warisan
kaum muslimin, dan hanya kaum muslimin yang berhak memilikinya. Umat
islam telah mewarisinya sejak lebih dari 6000 tahun. Hal ini karena
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula Nasrani, tetapi seorang
yang hanif dan muslim.
“Ibrahim
bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nashrani, akan tetapi dia
adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan
sekali-kali dia bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik.“ (Qs.
Ali Imron : 67)
Karena
itu, Zionis Yahudi tidak memiliki hak waris atas tanah Palestina.
Sebab, Palestina adalah warisan keimanan. Dan Zionis Israel Yahudi saat
ini berada dalam ruang keimanan yang berbeda. Bahkan bertentangan dengan
pendahulu mereka itu.
Solidaritas untuk Palestina
Melihat
tayangan-tayangan berita seperti di atas, membuat kaum muslimin
Indonesia geram. Berbagai aksi solidaritaspun digalang. Bahkan beberapa
demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia tak tanggung-tanggung
mengerahkan massa. Mereka mengecam Israel dan menuntut pemerintah
Indonesia bertindak yang tidak hanya tinggal diam. Berbagai tuntutan
dibacakan; mulai dari aksi boikot produk-produk Yahudi hingga tuntutan
menerjunkan TNI ke medan jihab Gaza. Dan, aksi pun ditutup dengan
penggalangan bantuan untuk korban di Gaza. Semua dilakukan demi
solidaritas untuk Palestina.
Berbagai
dukungan dari kaum muslimin dunia memberikan tenaga tersendiri untuk
Hamas. Hamas tidak tinggal diam, serangan balik (meski tidak berimbang)
pun dilancarkan. Partai politik yang anti Yahudi ini tetap getol
mempertahankan tanah Gaza. Tanah yang bukan hanya milik mereka, namun
milik segenap umat islam dunia. Bahkan Hamas berkomitmen, kalau
seandainya penembakan atau berbagai invasi yang dilakukan oleh Israel
kembali terulang pasca gencatan senjata, mereka tidak akan segan
menyerang komunitas Yahudi di Israel.
Lain
di Indonesia, lain di Hamas, lain pula solidaritas yang dilakukan oleh
penggiat dunia maya, Anonymous. Kelompok yang mengaku sebagai kumpulan
para Hacker international ini ikut turun tangan. Meski Anonymous tidak
jelas diketahui dimana keberadaannya, dan kurang jelas pula alasan
kenapa kelompok ini turut serta ambil bagian. Sedikit banyak kaum
muslimin terbantu oleh kemunculan sosok kelompok ini.
Dari
pengakuannya, Anonymous telah berhasil membobol 10.000 website Israel
dan Yahudi. Hal ini dilakukan sebagai balasan atas pelanggaran
kemanusiaan oleh Israel yang dinilai sangat melampui batas. Anonymous
mengecam tindakan keji itu dengan cara mereka sendiri, yaitu meng-hack
situs-situs mereka. Mereka merusak system jaringan website, mengacak
kode dan sandi-sandinya, hingga berusaha memusnahkan website yang mereka
anggap perlu dimusnahkan.
Masih
dari pengakuan Anonymous, kelompok ini mendeklarasikan diri sebagai
kelompok anti Yahudi, yang tidak akan pernah rela bahkan mendukung
kebijakan yang dibuat Yahudi dan saudara kembarnya, Amerika Serikat.
Anonymous juga menyatakan “Perang Salib” kepada Yahudi.
Selain
berhasil membobol 10.000 website Israel, Anonymous juga mempunyai
prestasi lainnya. Mereka pernah merusak jaringan air dan gas America,
mereka juga pernah membongkar kebobrokan tentara Amerika AS di Irak dari
sebuah percakapan elektronik anggota FBI. Yang tak kalah, kelompok ini
telah menginspirasi banyak hanker (muslim) untuk melawan Israel dengan
perang gaya mereka; gaya cyber. Anonymous Hamas kontra Israel, yang
membangun kita akan pentingnya jihad di dunia maya. Melirik jihad cyber.
Sebuah
kelompok perkumpulan hacker muslim juga ikut ambil bagian. Kelompok
yang tidak mau menyebutkan jati dirinya ini mengaku telah berhasil
membobol 420 website Israel Yahudi. Sebagai bentuk perlawanan mereka
terhadap Israel yang membordir Gaza dalam sepekan lamanya.
Berpengaruhkan
aktivitas para hacker ini terhadap kinerja musuh yang diserangnya?
Sedikit atau banyak, pasti ada pengaruhnya. Dan aktivis seperti inilah
yang penulis maksud sebagai jihad cyber melawan zionis.
Di
dalam bukunya, Muhammad bin ahmad As-salim mengatakan bahwa aktivitas
semacam ini, yaitu menjadi seorang hacker dapat membantu para mujahidin,
yang kini tengah berhadapan dengan musuh di medan perang. Sebab, apa
yang dilakukan para hacker menggunakan bahasa kekuatan dan serangan.
Lebih lanjut beliau berpesan, “Barang siapa diberi anugrah keahlian
dalam bidang ini, maka janganlah dia bersifat pelit untuk
mempergunakannya dalam rangka membantu jihad. Keahlian ini bisa
digunakan secara khusus untuk menghancurkan situs-situs yang memusuhi
jihad dan mujahidin.”
Bukannya
bermaksud meniadakan makna jihad yang sebenarnya; yaitu di medan
perang. Jihad cyber memiliki beberapa keunggulan yang harus kita pahami.
Yang bisa dijadikan alternative bagi kita yang memiliki kemampuan
dibidang ini. Jika memang kita terhalangi untuk terjun langsung ke medan
juang, cara ini bisa kita lakukan sebagai bentuk bantuan kepada mereka
para mujahidin.
Dunia
maya yang sifatnya “never turn off” atau tidak akan pernah mati
memiliki keunggulan tersendiri. Para penggiat jihad cyber menyerang
kapan saja dan dimanapun mereka mau. Jihad cyber tidak butuh lapangan
luas untuk menginvasi lawan. Ruang sempitpun bisa dimanfaatkan. Lebih
ekstrim lagi, beberapa hacker memakai jaringan wifi ditempat-tempat umum
dalam melaksanakan aksinya.
Identitas
“mujahid hacker” (meminjam istilah Imam Samudera) juga tidak mudah
diketahui. Mereka bisa menyamarkan semua biodata diri, sehingga musuh
sulit memprediksi serangan balik pun sangat kecil kemungkinannya
terjadi. Yang paling sering, ketika lawan mengetahui situs web mereka di
serang, mereka lebih memilih ‘defense’ (bertahan) daripada harus
menyerang balik.
Yang
perlu kita ketahui, dimana dunia maya jutaan informasi beredar tiada
henti dalam hitungan detik. Informasi murahan yang dianggap sampah
(hoax) hingga informasi vital yang akan menimbulkan pengaruh yang sangat
luar biasa tersimpan didalamnya. Seorang hacker bisa mencari informasi
yang mereka suka di situs-situs tertentu. Seperti wikileaks yang
berhasil membocorkan informasi-informasi vital kenegaraan dari seluruh
dunia. Aib-aib pemerintahan ditelanjangi habis-habisan kemudian
disajikan di depan umum sebagai santapan public.
Akhirnya,
kita harus sadar. Al-Masjid Al-Aqsha adalah warisan kaum muslimin. Yang
harus kita jaga dan pertahankan. Begitupun dengan kondisi saudara
seiman kita lainnya yang terus menjadi bulan-bulanan musuh, yang sangat
membutuhkan bantuan kita. Bukan hanya materi namun juga kemampuan dan
potensi yang kita miliki.
Bagi
saudara seiman yang memiliki kemampuan untuk berjihad di dunia maya,
berjihadlah di medan ini! Bagi yang belum mempunyai kemampuan di bidang
ini, Muhammad bin Ahmad As-salim kembali berpesan, “Bagi yang tidak
mengetahui teknik ini, hendaknya dia mempelajarinya, membuat musuh marah
melalui aktivitas ini merupakan niat yang baik. Oleh karena itu,
marilah kita berjihad meskipun lewat internet.” [ ] Wallahua’lam bish
showab.#
0 komentar:
Posting Komentar