Senin, 27 September 2010

Edison yang Gagal


Tulisanku yang dimuat di majalah ADZKIA edisi Juli 2010

Aku suka penasaran ketika mengetahui suatu hal yang baru. Pagi itu, Pak Guru menjelaskan sejarah penemuan bolam oleh Thomas Alfa Edison. Sangat mengagumkan, kata Pak Guru, Edison gagal membuat bolam hampir 10.000 kali
Tulisanku yang dimuat di majalah ADZKIA edisi Juli 2010

Aku suka penasaran ketika mengetahui suatu hal yang baru. Pagi itu, Pak Guru menjelaskan sejarah penemuan bolam oleh Thomas Alfa Edison. Sangat mengagumkan, kata Pak Guru, Edison gagal membuat bolam hampir 10.000 kali percobaan. Namun dia tidak pernah putus asa. Aku pun ingin sekali mempunyai semangat tinggi sepertinya.

Sepulang sekolah, aku mengambil bolam bekas di belakang rumah. Aku ingin mengamatinya, karena aku masih penasaran bagaimana cara kerja benda yang sering aku cuekin ini. Sepintas tidak ada yang istimewa. Hanya kabel tipis mirip benang terpintar di dalamnya.

Aku ingat kata guruku. Salah satu penyebab lampu pijar dapat bersinar adalah ruang hampa atau ruang kedap udara di dalamnya. Aku pun semakin penasaran, apakah ruang hampa itu? Seperti apa bentuknya?

Segera bolam kugenggam erat dan kubenturkan ke atas batu. “Pyaarrr….!” Bolam pun pecah dalam genggamanku. Pecahan kacanya melukai tanganku. Tanganku pun berlumuran darah. Sakit sekali rasanya.

Sejak saat itu, aku lebih hatihati dalam melakukan sesuatu. Namun hal itu tidak menghentikanku untuk terus mencoba layaknya Edison.
Untuk adik-adikku yang tak pernah bosan untuk mencoba.

Kak Muhammad Nasrul
Santri PPI Al-Izzah
Dsn. Tagal Ds. Kedung Papar
Kec. Sumobito, Jombang – 61483

Surprise Dari Kakak


Salah satu tulisanku yang dimuat di majalah ADZKIA edisi September 2010

Saat itu waktu shalat Ashar masih lama, sekira 40 menitan lagi. Tapi kakak sudah mengajakku ke masjid. Aku tidak tahu apa yang akan kami lakukan di masjid. Kata kakak sih surprise. Aku hanya bisa menebak-nebak. Mungkin ada bedah buku. Soalnya kakak tahu aku suka membaca
Salah satu tulisanku yang dimuat di majalah ADZKIA edisi September 2010

Saat itu waktu shalat Ashar masih lama, sekira 40 menitan lagi. Tapi kakak sudah mengajakku ke masjid. Aku tidak tahu apa yang akan kami lakukan di masjid. Kata kakak sih surprise. Aku hanya bisa menebak-nebak. Mungkin ada bedah buku. Soalnya kakak tahu aku suka membaca dan menulis.

Sesampai di masjid, kulihat banyak orang. Tapi, tak ada panggung atau mimbar yang disiapkan khusus. Semua sama seperti saat shalat Jumat tadi siang.

Kakak memberiku kaca mata hitam. Langsung aku pakai. Sambil menunjuk ke arah matahari, kakak berkata, “Tuh lihat, ada gerhana matahari!” Oh, ternyata ini surprisenya. Aku hanya bisa melongo sambil membaca tasbih. Karena baru kali ini aku melihat gerhana matahari. Biasanya hanya melihat gambar di buku paket IPA.

Sama seperti guru IPA-ku, kakak menjelaskan padaku bagaimana gerhana terjadi. Sangat detail penjelasannya, mungkin lebih detail dari penjelasan guru IPA-ku. Aku dapat ilmu tambahan dari kakakku.

Setelah itu ada pengumuman kalau shalat gerhana segera dimulai. Aku dan kakakku bergegas menyiapkan diri untuk shalat. Sebenarnya aku belum bisa mengerjakan shalat gerhana. Ketika shalat pun aku sering melirik ke arah kakakku. Dan sempat aku keheranan ketika bangun dari ruku’ tidak langsung I’tidal seperti shalat wajib biasanya. Namun takbir dan berdiri membaca Al-Fatihah lagi.

Hari ini aku dapat ilmu banyak dari kakakku. Terima kasih kakak. Dan ini adalah pengalaman hebat yang tidak akan aku lupakan.

Muhammad Nasrul
PPI Al-Izzah
Tragal Desa Kedung Papar
Kec. Sumobito, Jombang 61483

Followers

Silahkan mengambil artikel yang ada di blog ini asal mencantumkan sumbernya.BUKU CATATAN MEDIA. Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 BUKU CATATAN MEDIA. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top