Kamis, 06 Desember 2012

Melirik Jihad Cyber

Lantunan “Gaza Tonight” kembali terdengar. Alunan nadanya menghipnotis para pemirsa. Ditambah sejumlah gambar anak-anak Gaza yang terluka menjerit menahan sakit. Serta pemilihan judul tema berita yang bombastis, menambah lengkap rangkaian berita memilukan sore itu. Tak khayal, banyak penonton yang mencucurkan air mata melihat tayangan seperti itu.
#
MELIRIK JIHAD CYBER

Lantunan “Gaza Tonight” kembali terdengar. Alunan nadanya menghipnotis para pemirsa. Ditambah sejumlah gambar anak-anak Gaza yang terluka menjerit menahan sakit. Serta pemilihan judul tema berita yang bombastis, menambah lengkap rangkaian berita memilukan sore itu. Tak khayal, banyak penonton yang mencucurkan air mata melihat tayangan seperti itu.
Itu hanya salah satu stasiun televise kita, belum stasiun televise lainnya yang dengan kompak memberitakan kabar terakhir kondisi saudara-saudara kita di Gaza, Palestina. Sudah sepekan rangkaian tayangan-tayangan itu disajikan, menjadi top news hamper di semua media berita.
Saat makalah ini ditulis, kedua belah pihak, pasukan perlawanan Hamas dan pemerintahan Israel bersepakat untuk melakukan gencatan senjata. Namun, yang namanya Israel, tidak pernah menepati janjinya. Pasca perundingan gencatan senjata yang di fasilitasi mesir rabu (21/11), beberapa warga Palestina masih ditembaki mati.
Invasi yang terjadi selama 8 hari lamanya itu, menyisakan luka yang mendalam. Tercatat lebih dari 160 rakyat Gaza meninggal dunia, dengan mayoritas korban adalah anak-anak. Sedangkan korban luka mencapai 1000 orang. Dari pihak Israel sendiri dilaporkan hanya menewaskan 5 warga saja. Bukan hanya manusia saja yang menjadi korbannya. 400.000 pohon Zaitun di Gaza juga ditebas habis oleh militer Israel. Belum lagi tempat-tempat vital Gaza seperti rumah sakit, masjid, sekolah hingga kantor pemerintahan Hamas yang tidak sedikit hancur dibombardir Israel. Semuanya hancur. Hingga pemerintahan Israel mengklaim bahwa serangan kali ini adalah serangan terbesar mereka kepada Hamas dan Gaza-nya. Karena pemerintahan Hamas harus membangun kembali tempat-tempat umum itu dari nol, yang tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pelestina, milik siapa?
Tanah Pelestina seakan tidak ada habisnya diperebutkan. Tiga agama samawi, Islam, Kristen dan Yahudi saling mengklaim kepemilikan Palestina. Palestina adalah tanah konflik yang terus diperebutkan yang entah kapan akan berakhir. Namun, kita harus ingat disana terdapat Al-Aqsha, tanah suci umat islam, tempat para Nabi dan Rosul. Palestina adalah warisan kaum muslimin, dan hanya kaum muslimin yang berhak memilikinya. Umat islam telah mewarisinya sejak lebih dari 6000 tahun. Hal ini karena Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula Nasrani, tetapi seorang yang hanif dan muslim.
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nashrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali dia bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik.“ (Qs. Ali Imron : 67)
Karena itu, Zionis Yahudi tidak memiliki hak waris atas tanah Palestina. Sebab, Palestina adalah warisan keimanan. Dan Zionis Israel Yahudi saat ini berada dalam ruang keimanan yang berbeda. Bahkan bertentangan dengan pendahulu mereka itu.

Solidaritas untuk Palestina
Melihat tayangan-tayangan berita seperti di atas, membuat kaum muslimin Indonesia geram. Berbagai aksi solidaritaspun digalang. Bahkan beberapa demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia tak tanggung-tanggung mengerahkan massa. Mereka mengecam Israel dan menuntut pemerintah Indonesia bertindak yang tidak hanya tinggal diam. Berbagai tuntutan dibacakan; mulai dari aksi boikot produk-produk Yahudi hingga tuntutan menerjunkan TNI ke medan jihab Gaza. Dan, aksi pun ditutup dengan penggalangan bantuan untuk korban di Gaza. Semua dilakukan demi solidaritas untuk Palestina.
Berbagai dukungan dari kaum muslimin dunia memberikan tenaga tersendiri untuk Hamas. Hamas tidak tinggal diam, serangan balik (meski tidak berimbang) pun dilancarkan. Partai politik yang anti Yahudi ini tetap getol mempertahankan tanah Gaza. Tanah yang bukan hanya milik mereka, namun milik segenap umat islam dunia. Bahkan Hamas berkomitmen, kalau seandainya penembakan atau berbagai invasi yang dilakukan oleh Israel kembali terulang pasca gencatan senjata, mereka tidak akan segan menyerang komunitas Yahudi di Israel.
Lain di Indonesia, lain di Hamas, lain pula solidaritas yang dilakukan oleh penggiat dunia maya, Anonymous. Kelompok yang mengaku sebagai kumpulan para Hacker international ini ikut turun tangan. Meski Anonymous tidak jelas diketahui dimana keberadaannya, dan kurang jelas pula alasan kenapa kelompok ini turut serta ambil bagian. Sedikit banyak kaum muslimin terbantu oleh kemunculan sosok kelompok ini.
Dari pengakuannya, Anonymous telah berhasil membobol 10.000 website Israel dan Yahudi. Hal ini dilakukan sebagai balasan atas pelanggaran kemanusiaan oleh Israel yang dinilai sangat melampui batas. Anonymous mengecam tindakan keji itu dengan cara mereka sendiri, yaitu meng-hack situs-situs mereka. Mereka merusak system jaringan website, mengacak kode dan sandi-sandinya, hingga berusaha memusnahkan website yang mereka anggap perlu dimusnahkan.
Masih dari pengakuan Anonymous, kelompok ini mendeklarasikan diri sebagai kelompok anti Yahudi, yang tidak akan pernah rela bahkan mendukung kebijakan yang dibuat Yahudi dan saudara kembarnya, Amerika Serikat. Anonymous juga menyatakan “Perang Salib” kepada Yahudi.
Selain berhasil membobol 10.000 website Israel, Anonymous juga mempunyai prestasi lainnya. Mereka pernah merusak jaringan air dan gas America, mereka juga pernah membongkar kebobrokan tentara Amerika AS di Irak dari sebuah percakapan elektronik anggota FBI. Yang tak kalah, kelompok ini telah menginspirasi banyak hanker (muslim) untuk melawan Israel dengan perang gaya mereka; gaya cyber. Anonymous Hamas kontra Israel, yang membangun kita akan pentingnya jihad di dunia maya. Melirik jihad cyber.
Sebuah kelompok perkumpulan hacker muslim juga ikut ambil bagian. Kelompok yang tidak mau menyebutkan jati dirinya ini mengaku telah berhasil membobol 420 website Israel Yahudi. Sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap Israel yang membordir Gaza dalam sepekan lamanya.
Berpengaruhkan aktivitas para hacker ini terhadap kinerja musuh yang diserangnya? Sedikit atau banyak, pasti ada pengaruhnya. Dan aktivis seperti inilah yang penulis maksud sebagai jihad cyber melawan zionis.
Di dalam bukunya, Muhammad bin ahmad As-salim mengatakan bahwa aktivitas semacam ini, yaitu menjadi seorang hacker dapat membantu para mujahidin, yang kini tengah berhadapan dengan musuh di medan perang. Sebab, apa yang dilakukan para hacker menggunakan bahasa kekuatan dan serangan. Lebih lanjut beliau berpesan, “Barang siapa diberi anugrah keahlian dalam bidang ini, maka janganlah dia bersifat pelit untuk mempergunakannya dalam rangka membantu jihad. Keahlian ini bisa digunakan secara khusus untuk menghancurkan situs-situs yang memusuhi jihad dan mujahidin.”
Bukannya bermaksud meniadakan makna jihad yang sebenarnya; yaitu di medan perang. Jihad cyber memiliki beberapa keunggulan yang harus kita pahami. Yang bisa dijadikan alternative bagi kita yang memiliki kemampuan dibidang ini. Jika memang kita terhalangi untuk terjun langsung ke medan juang, cara ini bisa kita lakukan sebagai bentuk bantuan kepada mereka para mujahidin.
Dunia maya yang sifatnya “never turn off” atau tidak akan pernah mati memiliki keunggulan tersendiri. Para penggiat jihad cyber menyerang kapan saja dan dimanapun mereka mau. Jihad cyber tidak butuh lapangan luas untuk menginvasi lawan. Ruang sempitpun bisa dimanfaatkan. Lebih ekstrim lagi, beberapa hacker memakai jaringan wifi ditempat-tempat umum dalam melaksanakan aksinya.
Identitas “mujahid hacker” (meminjam istilah Imam Samudera) juga tidak mudah diketahui. Mereka bisa menyamarkan semua biodata diri, sehingga musuh sulit memprediksi serangan balik pun sangat kecil kemungkinannya terjadi. Yang paling sering, ketika lawan mengetahui situs web mereka di serang, mereka lebih memilih ‘defense’ (bertahan) daripada harus menyerang balik.
Yang perlu kita ketahui, dimana dunia maya jutaan informasi beredar tiada henti dalam hitungan detik. Informasi murahan yang dianggap sampah (hoax) hingga informasi vital yang akan menimbulkan pengaruh yang sangat luar biasa tersimpan didalamnya. Seorang hacker bisa mencari informasi yang mereka suka di situs-situs tertentu. Seperti wikileaks yang berhasil membocorkan informasi-informasi vital kenegaraan dari seluruh dunia. Aib-aib pemerintahan ditelanjangi habis-habisan kemudian disajikan di depan umum sebagai santapan public.
Akhirnya, kita harus sadar. Al-Masjid Al-Aqsha adalah warisan kaum muslimin. Yang harus kita jaga dan pertahankan. Begitupun dengan kondisi saudara seiman kita lainnya yang terus menjadi bulan-bulanan musuh, yang sangat membutuhkan bantuan kita. Bukan hanya materi namun juga kemampuan dan potensi yang kita miliki.
Bagi saudara seiman yang memiliki kemampuan untuk berjihad di dunia maya, berjihadlah di medan ini! Bagi yang belum mempunyai kemampuan di bidang ini, Muhammad bin Ahmad As-salim kembali berpesan, “Bagi yang tidak mengetahui teknik ini, hendaknya dia mempelajarinya, membuat musuh marah melalui aktivitas ini merupakan niat yang baik. Oleh karena itu, marilah kita berjihad meskipun lewat internet.” [ ] Wallahua’lam bish showab.#




Followers

Silahkan mengambil artikel yang ada di blog ini asal mencantumkan sumbernya.BUKU CATATAN MEDIA. Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 BUKU CATATAN MEDIA. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top