Kamis, 06 Desember 2012

Melirik Jihad Cyber

Lantunan “Gaza Tonight” kembali terdengar. Alunan nadanya menghipnotis para pemirsa. Ditambah sejumlah gambar anak-anak Gaza yang terluka menjerit menahan sakit. Serta pemilihan judul tema berita yang bombastis, menambah lengkap rangkaian berita memilukan sore itu. Tak khayal, banyak penonton yang mencucurkan air mata melihat tayangan seperti itu.
#
MELIRIK JIHAD CYBER

Lantunan “Gaza Tonight” kembali terdengar. Alunan nadanya menghipnotis para pemirsa. Ditambah sejumlah gambar anak-anak Gaza yang terluka menjerit menahan sakit. Serta pemilihan judul tema berita yang bombastis, menambah lengkap rangkaian berita memilukan sore itu. Tak khayal, banyak penonton yang mencucurkan air mata melihat tayangan seperti itu.
Itu hanya salah satu stasiun televise kita, belum stasiun televise lainnya yang dengan kompak memberitakan kabar terakhir kondisi saudara-saudara kita di Gaza, Palestina. Sudah sepekan rangkaian tayangan-tayangan itu disajikan, menjadi top news hamper di semua media berita.
Saat makalah ini ditulis, kedua belah pihak, pasukan perlawanan Hamas dan pemerintahan Israel bersepakat untuk melakukan gencatan senjata. Namun, yang namanya Israel, tidak pernah menepati janjinya. Pasca perundingan gencatan senjata yang di fasilitasi mesir rabu (21/11), beberapa warga Palestina masih ditembaki mati.
Invasi yang terjadi selama 8 hari lamanya itu, menyisakan luka yang mendalam. Tercatat lebih dari 160 rakyat Gaza meninggal dunia, dengan mayoritas korban adalah anak-anak. Sedangkan korban luka mencapai 1000 orang. Dari pihak Israel sendiri dilaporkan hanya menewaskan 5 warga saja. Bukan hanya manusia saja yang menjadi korbannya. 400.000 pohon Zaitun di Gaza juga ditebas habis oleh militer Israel. Belum lagi tempat-tempat vital Gaza seperti rumah sakit, masjid, sekolah hingga kantor pemerintahan Hamas yang tidak sedikit hancur dibombardir Israel. Semuanya hancur. Hingga pemerintahan Israel mengklaim bahwa serangan kali ini adalah serangan terbesar mereka kepada Hamas dan Gaza-nya. Karena pemerintahan Hamas harus membangun kembali tempat-tempat umum itu dari nol, yang tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pelestina, milik siapa?
Tanah Pelestina seakan tidak ada habisnya diperebutkan. Tiga agama samawi, Islam, Kristen dan Yahudi saling mengklaim kepemilikan Palestina. Palestina adalah tanah konflik yang terus diperebutkan yang entah kapan akan berakhir. Namun, kita harus ingat disana terdapat Al-Aqsha, tanah suci umat islam, tempat para Nabi dan Rosul. Palestina adalah warisan kaum muslimin, dan hanya kaum muslimin yang berhak memilikinya. Umat islam telah mewarisinya sejak lebih dari 6000 tahun. Hal ini karena Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula Nasrani, tetapi seorang yang hanif dan muslim.
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nashrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali dia bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik.“ (Qs. Ali Imron : 67)
Karena itu, Zionis Yahudi tidak memiliki hak waris atas tanah Palestina. Sebab, Palestina adalah warisan keimanan. Dan Zionis Israel Yahudi saat ini berada dalam ruang keimanan yang berbeda. Bahkan bertentangan dengan pendahulu mereka itu.

Solidaritas untuk Palestina
Melihat tayangan-tayangan berita seperti di atas, membuat kaum muslimin Indonesia geram. Berbagai aksi solidaritaspun digalang. Bahkan beberapa demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia tak tanggung-tanggung mengerahkan massa. Mereka mengecam Israel dan menuntut pemerintah Indonesia bertindak yang tidak hanya tinggal diam. Berbagai tuntutan dibacakan; mulai dari aksi boikot produk-produk Yahudi hingga tuntutan menerjunkan TNI ke medan jihab Gaza. Dan, aksi pun ditutup dengan penggalangan bantuan untuk korban di Gaza. Semua dilakukan demi solidaritas untuk Palestina.
Berbagai dukungan dari kaum muslimin dunia memberikan tenaga tersendiri untuk Hamas. Hamas tidak tinggal diam, serangan balik (meski tidak berimbang) pun dilancarkan. Partai politik yang anti Yahudi ini tetap getol mempertahankan tanah Gaza. Tanah yang bukan hanya milik mereka, namun milik segenap umat islam dunia. Bahkan Hamas berkomitmen, kalau seandainya penembakan atau berbagai invasi yang dilakukan oleh Israel kembali terulang pasca gencatan senjata, mereka tidak akan segan menyerang komunitas Yahudi di Israel.
Lain di Indonesia, lain di Hamas, lain pula solidaritas yang dilakukan oleh penggiat dunia maya, Anonymous. Kelompok yang mengaku sebagai kumpulan para Hacker international ini ikut turun tangan. Meski Anonymous tidak jelas diketahui dimana keberadaannya, dan kurang jelas pula alasan kenapa kelompok ini turut serta ambil bagian. Sedikit banyak kaum muslimin terbantu oleh kemunculan sosok kelompok ini.
Dari pengakuannya, Anonymous telah berhasil membobol 10.000 website Israel dan Yahudi. Hal ini dilakukan sebagai balasan atas pelanggaran kemanusiaan oleh Israel yang dinilai sangat melampui batas. Anonymous mengecam tindakan keji itu dengan cara mereka sendiri, yaitu meng-hack situs-situs mereka. Mereka merusak system jaringan website, mengacak kode dan sandi-sandinya, hingga berusaha memusnahkan website yang mereka anggap perlu dimusnahkan.
Masih dari pengakuan Anonymous, kelompok ini mendeklarasikan diri sebagai kelompok anti Yahudi, yang tidak akan pernah rela bahkan mendukung kebijakan yang dibuat Yahudi dan saudara kembarnya, Amerika Serikat. Anonymous juga menyatakan “Perang Salib” kepada Yahudi.
Selain berhasil membobol 10.000 website Israel, Anonymous juga mempunyai prestasi lainnya. Mereka pernah merusak jaringan air dan gas America, mereka juga pernah membongkar kebobrokan tentara Amerika AS di Irak dari sebuah percakapan elektronik anggota FBI. Yang tak kalah, kelompok ini telah menginspirasi banyak hanker (muslim) untuk melawan Israel dengan perang gaya mereka; gaya cyber. Anonymous Hamas kontra Israel, yang membangun kita akan pentingnya jihad di dunia maya. Melirik jihad cyber.
Sebuah kelompok perkumpulan hacker muslim juga ikut ambil bagian. Kelompok yang tidak mau menyebutkan jati dirinya ini mengaku telah berhasil membobol 420 website Israel Yahudi. Sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap Israel yang membordir Gaza dalam sepekan lamanya.
Berpengaruhkan aktivitas para hacker ini terhadap kinerja musuh yang diserangnya? Sedikit atau banyak, pasti ada pengaruhnya. Dan aktivis seperti inilah yang penulis maksud sebagai jihad cyber melawan zionis.
Di dalam bukunya, Muhammad bin ahmad As-salim mengatakan bahwa aktivitas semacam ini, yaitu menjadi seorang hacker dapat membantu para mujahidin, yang kini tengah berhadapan dengan musuh di medan perang. Sebab, apa yang dilakukan para hacker menggunakan bahasa kekuatan dan serangan. Lebih lanjut beliau berpesan, “Barang siapa diberi anugrah keahlian dalam bidang ini, maka janganlah dia bersifat pelit untuk mempergunakannya dalam rangka membantu jihad. Keahlian ini bisa digunakan secara khusus untuk menghancurkan situs-situs yang memusuhi jihad dan mujahidin.”
Bukannya bermaksud meniadakan makna jihad yang sebenarnya; yaitu di medan perang. Jihad cyber memiliki beberapa keunggulan yang harus kita pahami. Yang bisa dijadikan alternative bagi kita yang memiliki kemampuan dibidang ini. Jika memang kita terhalangi untuk terjun langsung ke medan juang, cara ini bisa kita lakukan sebagai bentuk bantuan kepada mereka para mujahidin.
Dunia maya yang sifatnya “never turn off” atau tidak akan pernah mati memiliki keunggulan tersendiri. Para penggiat jihad cyber menyerang kapan saja dan dimanapun mereka mau. Jihad cyber tidak butuh lapangan luas untuk menginvasi lawan. Ruang sempitpun bisa dimanfaatkan. Lebih ekstrim lagi, beberapa hacker memakai jaringan wifi ditempat-tempat umum dalam melaksanakan aksinya.
Identitas “mujahid hacker” (meminjam istilah Imam Samudera) juga tidak mudah diketahui. Mereka bisa menyamarkan semua biodata diri, sehingga musuh sulit memprediksi serangan balik pun sangat kecil kemungkinannya terjadi. Yang paling sering, ketika lawan mengetahui situs web mereka di serang, mereka lebih memilih ‘defense’ (bertahan) daripada harus menyerang balik.
Yang perlu kita ketahui, dimana dunia maya jutaan informasi beredar tiada henti dalam hitungan detik. Informasi murahan yang dianggap sampah (hoax) hingga informasi vital yang akan menimbulkan pengaruh yang sangat luar biasa tersimpan didalamnya. Seorang hacker bisa mencari informasi yang mereka suka di situs-situs tertentu. Seperti wikileaks yang berhasil membocorkan informasi-informasi vital kenegaraan dari seluruh dunia. Aib-aib pemerintahan ditelanjangi habis-habisan kemudian disajikan di depan umum sebagai santapan public.
Akhirnya, kita harus sadar. Al-Masjid Al-Aqsha adalah warisan kaum muslimin. Yang harus kita jaga dan pertahankan. Begitupun dengan kondisi saudara seiman kita lainnya yang terus menjadi bulan-bulanan musuh, yang sangat membutuhkan bantuan kita. Bukan hanya materi namun juga kemampuan dan potensi yang kita miliki.
Bagi saudara seiman yang memiliki kemampuan untuk berjihad di dunia maya, berjihadlah di medan ini! Bagi yang belum mempunyai kemampuan di bidang ini, Muhammad bin Ahmad As-salim kembali berpesan, “Bagi yang tidak mengetahui teknik ini, hendaknya dia mempelajarinya, membuat musuh marah melalui aktivitas ini merupakan niat yang baik. Oleh karena itu, marilah kita berjihad meskipun lewat internet.” [ ] Wallahua’lam bish showab.#




Kamis, 15 November 2012

Etika Menerima Berita

Berita yang beredar kini bikin gerah saja. artikel ini saya tulis buat ngobatin kekecewaan saya terhadap pemberitaan media kita yang ngawur... lagi-lagi islam jadi korbannya.
*

ETIKA MENERIMA BERITA

Oleh: Muhammad Nasrul
*Santri PPI Al-Izzah Jombang, konsentrasi Pemikiran Islam


“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka bertabayunlah kamu.” (QS. Al Hujurat: 6)

Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Al- Harits menghadap Rasulullah saw. Ia berikrar menyatakan diri untuk masuk Islam. Rasulullah saw pun mengajaknya untuk mengeluarkan zakat, ia pun menyanggupi kewajiban itu, dan berkata; “ Ya Rasulullah, aku akan pulang ke kaumku untuk mengajak mereka masuk Islam dan menunaikan zakat. Orang – orang yang mengikuti ajakanku akan ku kumpulkan zakatnya. Apabila telah tiba waktunya, kirimlah utusan untuk mengambil zakat yang telah ku kumpulkan itu. “

Ketika waktu yang telah di tetapkan telah tiba, tak seorang utusan pun menemuinya. Al- Harits mengira telah terjadi sesuatu yang menyebabkan Rasulullah saw marah kepadanya. Ia pun telah memanggil para hartawan kaumnya dan berkata,” Sesungguhnya Rasulullah saw telah menetapkan waktu untuk mengutus seseorang untuk mengambil zakat yang telah ada padaku, dan beliau tidak pernah menyalahi janjinya. Akan tetapi saya tidak tahu mengapa beliau menangguhkan utusannya itu. Mungkinkah beliau marah? Mari kita berangkat menghadap Rasulullah saw.

Rasulullah saw, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, mengutus Al- Walid bin Uqbah untuk mengambil dan menerima zakat yang ada pada Al- Harits. Ketika Al-Walid berangkat, di perjalanan hatinya merasa gentar, lalu ia pun pulang sebelum sampai ketempat yang dituju. Ia melaporkan kepada Rasulullah saw bahwa Al-Harits tidak mau menyerahkan zakat kepadanya, bahkan mengancam akan membunuhnya.

Kemudian Rasulullah saw mengirim utusan berikutnya kepada Al-Harits. Ditengah perjalanan, utusan itu berpapasan dengan Al-Harits dan sahabat- sahabat nya yang tengah menuju ketempat Rasulullah saw. Setelah berhadap-hadapan , Al-Harits menanyai utusan itu; “ Kepada siapa engkau di utus?” Utusan itu menjawab ; “ Kami di utus kepadamu.” Dia bertanya; “ Mengapa? “ Mereka menjawab;” Sesungguhnya Rasulullah saw telah mengutus Al-Walid bin Uqbah. Namun, ia mengatakan bahwa engkau tidak mau menyerahkan zakat, bahkan bermaksud membunuhnya.” Al-Harits menjawab ; “Demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan sebenar- benarnya, aku tidak melihatnya. Tidak ada yang datang kepadaku.

Ketika mereka sampai dihadapan Rasulullah saw, bertanyalah beliau;” Mengapa engkau menahan zakat dan akan membunuh utusanku?” Al-Harits menjawab ;” Demi Allah yang telah mengutus engkau sebenar-benarnya, aku tidak berbuat demikian.” Maka turunlah ayat ini (QS. Al-Hujurat: 6) sebagai peringatan kepada kaum mukminin agar tidak hanya menerima keterangan dari sebelah pihak.

Media Kita Hari Ini
Sangat miris, hanya beberapa hitungan hari saja, kesalahan-kesalahan kode etik jurnalistik menghiasi pemberitaan media kita. Dan kebanyakan pemberitaan itu menyudutkan kemuliaan Islam. Masih segar dalam ingatan kita, ketika sebuah stasiun televisi swasta nasional pada Jumat (14/9) lalu, menyiarkan berita soal rekrutmen teroris yang bertajuk "Awas, Generasi Baru Teroris!" Berita ini melahirkan stigma terhadap ekstrakurikuler ROHIS sebagai sarang melahirkan bibit teroris. Sejak tayangan itu, tidak sedikit orang tua siswa yang melarang anaknya mengikuti kegiatan ROHIS.

Setelah itu, sebuah stasiun televisi swasta lain yang ‘katanya’ mengorientasikan sebagai stasiun televisi berita dan olahraga, resmi diadukan Indonesia Media Watch (IMW) kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) lantaran kesalahan pemasangan foto seorang tokoh, sebagai terduga teroris dalam acara andalan beritanya pada Senin (24/09) pkl. 18.30 WIB.

Dan hanya lantaran mendapati buku-buku jihadi, sebuah PonPes diamankan kepolisian. Mereka diduga teroris. Polisi juga mendapati sejumlah senapan angin berada di PonPes tersebut. Sementara itu sebuah situs pemberitaan melansir berita bahwa kelompok ini adalah anggota GAMIS (Gabungan Masyarakat Islam). Lagi-lagi dugaan dan dugaan yang dijual ke publik. Tanpa pernah mencoba meneliti dulu.

Meneliti Setiap Berita
Kebanyakan, ketika kita mendengar suatu kabar, baik dari mulut ke mulut ataupun dari media massa yang kita konsumsi setiap hari, kita cenderung percaya dan menelannya mentah-mentah tanpa ada filter sama sekali. Kita segera meng’amini’ apa yang diberitakan. Kita tidak peduli dengan berita-berita yang sampai kepada kita, apakah berita itu benar ataukah salah. Padahal Allah telah mengajarkan adab agung yang harus kita lakukan tatkala suatu berita sampai kepada kita.

“Hai orang-orang yang beriman jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu”. (QS. Al Hujurat: 6)

Periksalah dengan teliti, inilah etika yang dianjurkan Allah kepada kita. Memilah milih dan mengecek kembali kebenaran suatu berita yang sampai kepada kita. Dalam ilmu jurnalistik hal ini disebut dengan ‘kroscek’. Menggali kebenaran kabar yang masih menjadi buah bibir dan kesimpangsiuran di tengah masyarakat luas. Digali dari sumber-sumber dan data-data yang bisa dijadikan landasan dan bisa dipertanggungjawabkan salah benarnya suatu berita.

Mengkroscek suatu berita adalah etika seorang muslim. Meskipun kita belum pernah mengenyam pendidikan komunikasi ataupun mengikuti seminar jurnalistik, menilik kembali berita yang sampai kepada kita harus kita usahakan. Agar kita tidak larut dalam arus informasi yang terus menjejali kita dengan berbagai informasi yang ada.

Pentolan Nazzi, Hittler pernah mengatakan, “satu kesalahan yang ditayangkan berulang-ulang akan menjadi sebuah kebenaran dan akan dibenarkan.” Ya, begitulah sifat arus informasi. Suatu hal yang kita anggap tabuh pada walnya akan menjadi suatu hal yang lumrah dan dianggap biasa jika hal itu disajikan berulang kali. Sungguh sangat membahayakan. Jika kita tidak meneliti suatu berita, maka tidak menutup kemungkinan kita akan menjadi korban berita informasi.

Syaikh  Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata: Ayat  tersebut menunjukkan dua hal yaitu:
1.    Berita yang dibawa orang fasik harus diteliti benar dustanya terlebih dahulu.
2.    Ahlu usul mempunyai dasar bahwa sebuah berita dapat diterima bila dibawa oleh orang yang adil.

As-Shukhowi berkata : Ibnu Abdi Bar memandang bahwa penilaian negatif  terhadap ahlul ilmi tidaklah diterima kecuali dengan argumen yang jelas. Apabila penilaian negatif tersebut disertai dengan unsur permusuhan maka penilaian itu tidak diterima (Fathghul Mughits III: 328)

Siapakah Orang Fasiq yang Dimaksud?
Muhammad Shalih bin Fauzan Al-Fauzan mendefinisikan ‘Fasiq’ dengan ‘al-khuruj an thaatillah’. Yaitu keluar dari ketaatan kepada Allah. Suatu titik dimana terjadi kegersanagn iman pada diri seorang muslim. Ibnu Katsier di dalam tafsirnya menyebut fasiq sebagai ‘al-ma’ashi’ atau orang yang melakukan kemaksiatan. Sedangkan As-Sa’di mengartikan, “Seseorang yang pernah melakukan dosa besar dan seringkali melakukan dosa kecil.”

Sudah jelaslah siapa orang fasiq itu. Saat titik iman kita berada di titik lemah keimanannya, kita bisa dicap sebagai orang fasiq. Karena kita hanyalah orang biasa yang tak lepas dari dosa. Kewaspadan terhadap suatu kebenaran berita pun harus kita tumbuhkan sejak kini,karena tidak menutup kemungkinan, orang-orang yang membawakan berita tengah berada dalam kegersangan iman.

Belajar dari Periwayatan Hadits Bukhari
Lepaskan dulu fakta kebobrokan media kita. Kita meluncur ke zamannya Bukhari sejenak, mengambil hikmah dari apa yang pernah dilakukannya.
Ada sebanyak 7275 hadits terdapat di Shahih Bukhari, Bukhari memilihnya dari 600.000 hadits yang dihafalnya. Semua ini karena beliau sangat teliti dalam menerima periwayatan hadits. Beliau memberikan syarat khusus dalam periwayatan seorang rawi hadits, yaitu seorang perawi harus  melihat dan sekaligus mendengar secara bersamaan. Ini adalah satu syarat disamping syarat tsiqah (terpercaya), ‘adalah (adil), dhabth (kuat hafalan), Itqan (profesional), ‘ilm (tahu benar), wara’ (jauh diri dari maksiat, dosa, dan syubhat).

Dan tidaklah al-Bukhari meletakkan suatu hadist dalam kitabnya, kecuali beliau pasti mandi bersuci sebelum itu kemudian shalat dua rakaat. Beliau mulai menulis kitabnya dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dan beliau tidak tergesa-gesa mengeluarkannya untuk manusia sebelum menyelesaikannya. Akan tetapi beliau berulang kali menelitinya dengan mengulang-ulangnya serta memperbaikinya. Oleh karena itu beliau menyusunnya sampai tiga kali hingga keluar dalam bentuk sekarang ini.

Kita berandai, seandainya pewarta kita seperti Imam Bukhari yang teliti itu, kita tidak perlu lagi resah mendengar pemberitaan tentang Islam.

Kamus Lebay Alay Terbaru

cius, miapa? mungkin anda sering mendengar kalimat ini. tapi, apakah anda tahu artinya? ini dia arti kalimat-kalimat alay yang lagi populer saat ini.

(/p)
Ciyus, miapah = Serius, demi apa
Macama = Sama-sama
Matatih eeaa = Terima kasih ya
Kamseupay = Kampungan sekali uh payah
Rempong = Ribet
Kepo = Pingin tahu saja
Sotoy = Sok tahu
Songong = Sombong
Lahacia = Rahasia
Cungguh = Sungguh
Binun = Bingung
Geje = Gak jelas
Gajebo = Gak jelas bok
Zu Ve Vu = Sumpah lu?
Zu Ve Ve = Sumpah deh
Alay terjadi bukan karena sengaja, tetapi karena tertular teman temannya.

Sabtu, 10 November 2012

Jumat, 14 September 2012

Puisi Superku Untukmu

saat kugoreskan pena ini tuk ungkapkan semua isi hati aku teringat sesuatu sesuatu yang keluar dari mulutmu "aku ingin fokus belajar" sejenak kuhentikan goresan ini pikiranku terbang jauh melayang aku malu pada diriku sendiri aku yang tidak berdaya kau anggap sebagai sosok yang luar biasa kau kagumi orang kerdil sepertiku yang tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa bermimpi dan bermimpi memang... sengaja kuhembuskan mimpi itu kepadamu agar kau tahu betapa panjangnya jalur kehidupan ini ku minta kau terus melangkah namun kusendiri terdiam aku tidak bisa berbuat apa-apa kamulah segalanya kamu yang bergerak yang hendak menggapai citamu teruslah bergerak meski ku tak ada disisimu aku tahu kau bisa... dan kutahu kau mampu aku bukanlah seperti yang kau kira aku pecundang yang bisa memberimu mimpi sedangkan kau... pemenang segalanya kau tegar meski perasaanmu berkecamuk kau tabah meski masa itu menghantuimu kau sabar meski kekecewaan itu menerpamu kaulah pemenang segalanya teruslah jadi pemenang you are a winner be the winner forever for me... and for everybody to get your dream to get your hope to get your need aku senang ketika melihat kau tersenyum aku bahagia saat kau juga bahagia sejenak kubisa bernafas lega saat kubisa membuatmu bahagia meski tidak seberapa lama walau hanya sekejap saja maafkan aku... atas kebahagiaan sejenak yang hanya bisa kuberikan padamu tak lain dan tak bukan kuhanya ingin membuatmu tersenyum sejenak melupakan masa suram itu masa-masa yang kau lalui dengannya biarlah masa itu menjadi masa lalumu aku tahu... aku tidak bisa menghapusnya dari memorimu aku tahu... tentu masa itu sangat lekat diingatanmu aku pun tahu... masa lalu bukanlah masa yang bisa dihapus begitu saja masa lalu adalah sejarah masa lalu adalah kenangan masa lalu juga pelajaran melupakan masa lalu bukanlah hal bijak menjadikannya kambing hitam juga tidak baik tapi...jadikanlah masa lalu sebagai guru yang akan terus memberimu pelajaran baru setiap hari, dan sepanjang waktu agar suatu saat nanti hal yang menyakitkan itu tidak akan terulang untuk kedua kalinya kepadamu aku tahu... aku tidak bisa menggantikan posisinya ku juga tidak bisa sepertinya apalagi menjadi dia aku adalah aku dengan berbagai kekurangan yang kupunya juga kelemahan diri yang melimpah namun... kucoba untuk terus memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang introspeksi aku sadar, aku bukanlah segalanya aku bukanlah superhero tanpa cacat aku juga bukan nabi muhammad yang dijamin masuk surga aku hanyalah pemuda akhir zamanyang terus dan terus mencari perbaikan aku tidak mau berdiri terus seperti ini tanpa gerak, tanpa aksi ku ingin melangkahkan kaki terus berjalan, bahkan berlari untuk mengejar semua mimpi karena ku tak ingin menjadi orang yang dibenci Allah yaitu orang yang menyuruh kebaikan namun dia sendiri tidak mengerjakan aku malu... saat kuterus memberimu mimpi dan dukungan aku malah asyik dengan lamunan khayal aku malu pada diriku sendiri lebih-lebih kepadamu namun kini... detik ini... aku bertekad mengubah diri terus mengayuhkan langkah kaki berlari mengejar mimpi terus berlari tanpa ada henti mengejar kepastian yang ada di ujung perjalanan ini aku berharap kamu pun seperti itu melepaskan semua beban melupakan semua kesedihan dan mulai melangkahkan kaki mengejar indahnya mimpi mari sama-sama melangkah mengayunkan langkah kaki penuh irama meski onak dan duri di depan mata kerikil dan bebatuan menghalangi jalan kita kalau kita menghadapinya bersama itu semua bisa kita lewati dengan mudah bahkan, seandainya jalur perjalanan terputus kita masih bisa merangkai jembatan untuk menyebrang dan melanjutkan gapaian mimpi kita... semoga...

Rabu, 11 April 2012

Indonesia Tanpa JIL (Jaringan Islam Liberal)

Indonesia memang asik kalau nggak ada JIL (Jaringan Islam Liberal). ya nggak? kalau setuju, jangan cuman bilang ya saja. buktikan dengan membaca tulisan Nasrul yang terbaru ini...


Saat Tulisan ini dibuat, 23.197 Facebooker (Pengguna situs Facebook) mengaku “suka” dengan tag berjudul “#IndonesiaTanpaJIL” di situs jejaring sosial buatan Mark Zuckerberg tersebut. 2.065 Facebooker juga telah membahas topik yang lagi hangat ini. Dan nampaknya jumlah ini akan terus bertambah seiring gencarnya sosialisasi menentang liberalisasi di Indonesia.

JIL (Jaringan Islam Liberal) sebagai landmark pemikiran liberal di Indonesia sudah berdiri 11 tahun yang lalu, tepatnya 8 Meret 2001. Utan Kayu 68H memang menjadi markas JIL dan beberapa kelompok budaya, seni dan agama. Selain menjadi markas, Utan Kayu 68H juga menjadi center kegiatan kaum liberal selama 11 tahun.

Dari situlah para aktivis liberal menyebarluaskan pikiran-pikiran sesat dan nyelenehnya ke kalangan umat Islam Indonesia. Talkshow di Radio 68H itu kerap mengangkat tema-tema yang isinya banyak menggugat  syariat Islam. Termasuk milis dan website JIL yang banyak menggugat otentitas al-Qur’an yang menjadi kitab suci umat Islam di seluruh dunia.

Sebagian aktivis JIL melanjutkan studi ke luar negeri, sebut saja Ulil Abshar Abdalla melanjutkan studi ke Universitas Harvard-Amerika Serikat dan Boston University (gelar master), Nong Darol Mahmada ke Australia dan Luthfi Assyaukani ke Singapura. Berbagai diskusi dan seminar digelar JIL secara terbuka kepada masyarakat dan kalangan mahasiswa. Adalah Guntur Romli, aktivis JIL yang terlihat aktif sebagi moderator.

Dalam perjalanannya, aktivis JIL seperti Ulil telah menghasilkan karya sesatnya, diantaranya buku berjudul: “Menyegarkan Kembali Pemikiran Islam, Bunga Rampai Surat-surat Tersiar”. Buku ini merupakan kumpulan surat Ulil dengan para anggota milis Islam Liberal sejak ia belajar di Boston satu setengah tahun lamanya.

Hal serupa juga dilakukan Luthfi As Syaukani yang giat menuliskan pemikiran liberalnya ke sejumlah media massa Indonesia. Harian Kompas sempat memuat artikel As Syaukani yang berjudul “Dua Abad Islam Liberal” (2007). Dalam tulisan tersebut, Luthfi menyebut JIL, lembaga yang dibentuk pada 2001 itu sebagai sebuah gerakan pencerahan bagi umat Islam di Indonesia. Ia menganjurkan agar umat Islam bergembira menyambut ulang tahun JIL ketika itu.
Menurut salah satu pentolan JIL Novriantoni, keberadaan JIL adalah untuk menindaklanjuti proyek pembaruan Islam yang sudah ada. Ia tidak menampik, keberadaan sosok Nurcholish Madjid alias Cak Nur ini turut menginspirasi lahirnya JIL. “Kalau dulu di masa Cak Nur, perspektifnya tentang Islam itu inklusif, kini agak melangkah lebih maju ke depan, lebih kritis,” Novi, begitu ia disapa.
Selain Cak Nur beberapa tokoh yang turut menginspirasi JIL adalah mendiang Gus Dur, Munawir Sadzali dan Harun Nasution. Menurut Novi, proyek pemikiran Islam itu semacam mata rantai yang berkesinambungan, tidak terputus.
Gagasan tentang JIL pertama kali dibicarakan di Utan Kayu, tahun 2001 silam. Pada waktu itu, Ulil Abshar Abdalla, Luthfi Assyaukani, Goenawan Mohamad dan lainnya berkumpul untuk membentuk Jaringan Islam Liberal (JIL). Selain markas JIL, Utan Kayu lebih dulu dikenal sebagai tempat kongkow-kongkow, teater, penerbitan jurnal kalam, dan kantor Radio 68H.
JIL menempatkan tempatnya di Jl. Utan Kayu, meski tidak memiliki hubungan secara struktural dengan teater maupun radio, namun tetap memiliki visi-misi yang sama: menyebarkan faham sepilis (sekularisme, pluralisme dan liberalisme).
Sebelumnya, Asia Foundation merupakan penyokong dana terbesar JIL. Namun, kabarnya, lembaga itu tidak lagi memberikan sokongan dana. Meski aliran dana itu terhenti, aktivis JIL masih banyak mendapatkan dana dari donator-donatur lain, selain dari swadaya sendiri.
Novriantoni yang lulusan Gontor ini, menegaskan kembali, tentang perlunya sekularisme, pemisahan atara wewenang agama dan negara. Negara-negara yang masih teokratis itu adalah negara-negara yang membawa bencana lebih besar daripada negara-negara sekular. “Khilafah adalah utopia yang harus ditinggalkan oleh umat Islam,” kata Novi ngawur. Sementara itu Koordinator JIL Ulil Abshar Abdalla mengatakan, sekularisme tidak menghalangi dan memusuhi peran agama dalam ruang publik. (www.voa-islam.com)
Jika JIL dengan paham liberalis nya menjadi sebuah tantangan nyata,  maka tindakan untuk menghadapinya haruslah tindakan nyata pula. Namun, tindakan nyata ini juga tidak dapat dilakukan jika kita tidak memahami konsekuensi dari perlawanan kita terhadap liberalisme. Kemudian, apa saja konsekuensi itu?
Konsekunsi pertama adalah konsekuensi intelektual. Liberalisme bukan hanya soal kebebasan an, namun juga soal destruktifikasi ajaran Islam. Hal ini dimulai dari penafsiran ulang sumber utama pemikiran Islam, al-Qur’an. Kalangan liberal—yang bukan hanya di Nusantara, menyusun ulang tafsir Qur’an lewat metode yang mereka sebut hermeneutika. Mohammad Arkoun adalah salah satu tokoh Islam Liberal dunia yang berdiri di garis depan dalam hal ini. Sebagaimana dapat kita baca dalam buku “Hermeneutika dan Tafsir Al-Qur’an” (Adian Husaini & Abdurrahman al-Baghdadi), tafsir hermeneutika bukanlah tafsir yang berasal dari para ulama, standar tafsirnya bukanlah aqidah Islam, melainkan nilai-nilai Barat.
Jadi, dengan tafsir ini, Qur’an dipaksa manut pada ide-ide Barat. Maka jangan heran jika “tafsir” mereka, “ijtihad” mereka cenderung membenarkan ide pluralisme, feminisme dan sekulerisme yang notabene menjadi “ajaran-ajaran suci” dari peradaban Barat. Ini tidak termasuk gagasan dan ide-ide liberalnya yang sering “dipaksakan” kepada masyarakat Muslim.
Apa yang sesungguhnya dilakukan kelompok JIL melakukan aksi demo “Indonesia Tanpa FPI” di bundaran HI, hanyalah permen (alias pemanis) saja. Hasrul Azwar mengatakan Gerakan Indonesia Tanpa FPI merupakan aksi diskriminatif. "Gerakan Indonesia tanpa FPI itu diskrminatif, karena gerakan itu membantah sebuah fakta di tengah-tengah masyarakat. FPI itu ada dimana-mana," katanya. (www.inilah.com)
Karena sesungguhnya bukan itu kerja utamanya.  Kerja-kerja utama mereka jauh lebih penting yang tidak terlihat sorot kamera dan mata publik. Yaitu, merancang kurikulum, mendesak undang-undang dan mempengaruhi kebijakan politik.
Oleh karenanya, dalam hal ini para intelektual Muslim punya dua tugas.
Pertama, mereka harus membentengi umat dari model tafsir ini dengan menjelaskan kekeliruannya, dan yang kedua mereka harus kerja keras dalam mereaktualisasi tafsir Qur’an—tentunya dengan metode yang benar—agar dapat menjawab realitas kekinian. Hal ini untuk mengisi kekosongan tafsir al-Qur’an yang hendak direbut oleh kaum liberal. Memang, menghadapi aliran hermeneutika dan derivatnya sama saja menghadapi sekte baru karena pada hakikatnya, dengan menafsir ulang Qur’an dan sumber-sumber dasar ajaran Islam dengan standar ide-ide kufur, kaum liberal sedang mengacak-acak agama Islam, bahkan cenderung membuat semacam “agama” baru.
Konsekuensi kedua adalah konsekuensi politis. Monster liberalisme memiliki wujud nyata bukan hanya ranah pemikiran, melainkan juga realitas politik saat ini, yakni demokrasi. Abdul Qadim Zallum dalam bukunya “Ad-Dimuqratiyah Nizhamul Kufr” (Edisi terjemahan : “Demokrasi Sistem Kufur”) mendefinisikan demokrasi sebagai sistem yang bertumpu pada empat pilar ide kebebasan (liberalisme) : kebebasan berpikir, kebebasan berperilaku, kebebasan berakidah, dan kebebasan kepemilikan. Jelas jenis kebebasan pertama adalah akar dari liberalisme yang selama ini diusung JIL, dari kebebasan berpikir lahirlah tafsir liberal hermeneutika. Kebebasan jenis kedua adalah akibat langsung dari yang pertama.
Kebebasan jenis ketiga sering disebut pluralisme, dan yang keempat adalah kapitalisme.
Meskipun seolah kapitalisme terpisah dari bangunan pemikiran JIL, namun keempat jenis kebebasan tersebut berakar dari asas yang sama, yaitu paham sekulerisme, di mana sistem demokrasi yang menyerahkan pembuatan hukum pada otak manusia (bukan wahyu) menjaga agar isme tersebut tetap eksis dalam tataran legal formal.
Baru-baru ini ditengarai, kalangan liberal “ikut nimbrung” dibalik Rancangan Undang-undang (RUU) tentang Keadilan dan Kesetaraan Gender juga Rancangan Undang Undang tentang Kerukunan Umat Beragama (RUU KUB). Belum lagi gerilya mereka di kampus-kampus perguruan tinggi Islam. Seperti dimaklumi, banyak dosen di IAIN/UIN lulusan dari Barat yang pulang dengan membawa Islam versi liberal. Bisa dibayangkan, berapa ribu tiap tahun sarjana Islam diluluskan dari dosen-dosen berpikiran liberal?
Memahami siapa dan apa yang kita hadapi dalam perlawanan melawan liberalisme menyeret kita pada sebuah perundingan untuk mereposisi peran ulama dan juga intelektual muslim. Konsekuensi pertama yang dipaparkan di atas memberi tuntutan pada para ulama dan intelektual muslim untuk melakukan tajdid (pembaharuan) atas ajaran Islam. Namun pengertian tajdid di sini tidak boleh terjebak pada pengertian yang diberikan oleh kaum liberal, yang lebih dekat kepada perombakan dan penyimpangan.
Sebagaimana digagas Naquib al-Attas, tajdid haruslah dimaknai pembaruan dari yang ada sekarang menjadi kembali mendekati versi aslinya. Dengan kata lain, tajdid berarti kembali kepada Islam yang sesuai dengan ajaran Rasul, pemahaman para shahabat dan salafus shaleh.
Tajdid juga berarti mengoptimalkan kembali ijtihad agar Islam kembali aktual menghadapi tantangan zaman. Ijtihad yang dimaksud bukanlah hanya ijtihad untuk menghadapi persoalan-persoalan yang muncul hari ini, namun juga menghadapi masa depan. Dengan demikian, Islam menjadi “baru” kembali dalam konteks permasalahan kontemporer.
Sedangkan konsekuensi kedua, yakni konsekuensi politis, membawa kita pada pertarungan intelektual yang berat. Mau tidak mau, para ulama dan intelektual muslim harus meluaskan ruang lingkup kerjanya ke area ideologis-politis. Ijtihad di bidang-bidang semacam harus dimulai dan dikembangkan. Para ulama dan intelektual muslim harus mampu membuktikan bahwa umat Islam dapat lepas dari wordlview Barat, bukan hanya dalam ranah ilmu dan pemikiran, namun juga dalam ranah ijtihad politik, sosial dan ekonomi. Bahwa ada alternatif lain selain demokrasi, memerlukan ijtihad yang serius dan berkesinambungan.
Kerja-kerja intelektual tersebut tentu membawa kita pada permasalahan serius.  Dapatkah para ulama dan intelektual Muslim bersatu dan duduk pada satu meja, mengesampingkan sekat-sekat yang selama ini ada, untuk merekonstruksi ajaran dan umat Islam?
Pada hakikatnya, Islam Liberal hadir memanfaatkan kekosongan visi peradaban pada umat Islam. Oleh karena itu, hanya jika kita dapat menampilkan kembali Islam sebagai sebuah peradaban, gagasan kaum liberal yang membajak Islam akan segera usang dan kehilangan tempat dalam takdir sejarah umat.
Apa yang telah dilakukan lembaga seperti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Center for Islamic and Occidental Studies (CIOS) dan lembaga-lembaga sejenis layak diapresiasi. Karena melawan paham liberal tidak cukup mengerahkan massa di jalanan. Sebab pemikiran tidak bisa habis hanya karena didemo.
Menulis, membuat karya ilmiah, mengadakan training dan kursus, memperkuat kurikulum pendidikan sekolah-sekolah Islam atau pesantren agar steril dari hermeneutika dan sejenisnya justru akan melahirkan pemuda, mahasiswa, sarjana yang secara otomatis menolak paham menyesatkan itu dan semakin bangga dengan peradaban Islam, yang tidak merasa minder dengan Barat. Wallahu A'lam Bishawab.* (www.hidayatullah.com)
(Dari berbagai sumber di Internet)

Minggu, 08 April 2012

Obral Stiker Jihad

cari stiker-stiker jihadi? pesan di sini... HARAGA HANYA RP. 1500/GAMBAR. Cari Lainnya di sini...
-

Cara Pemesanan: 
1.Kirim uang via wesel ke: PPI Al-Izzah, Dusun Tragal Desa Kedungpapar Kec. Sumobito Jombang 61483. a/n Muhammad Nasrul.
*Pembelian Minimal 100 gambar. GRATIS ONGKOS KIRIM.


2.Konfirmasikan Pembayaran ke: mnasrul02@gmail.com dengan format: Nama / Alamat Lengkap / Tanggal Pengiriman Uang / Jumlah uang yang dikirim / Kode Barang: Jumlah Barang /Kode Barang: Jumlah Barang dst.



3.Barang Segera Kami kirim ke tempat Anda.

Kode: STKR 01
Kode: STKR 02
Kode: STKR 03
Kode: STKR 04
Kode: STKR 05

Motivasi Harian Peneguh Langkah Kita

Kadangkala, di tengah menjalani hidup, kita dilanda berbagi keraguan untuk melengkah. bahkan ketidaksabaran. ada juga yang tergesa dan bosan. Apa solusinya?
Pilihan itu memang tidak datang pd kita ketika kita menginginkannya, mengharapkannya dan menginginkannya. Karena Allah mengetahui bagaimana dan siapa yg dipilihNYA Karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kita daripada diri kita sendiri. Karena Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Walaupun notabene-nya keinginan kita baik, baik menurut siapa? Baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah dan bila baik menurut Allah pastilah itu juga baik untuk manusia. Banyak hal yang kita harapkan. Mengharapkan sesuatu yang akan menjadi kenyataan. Tapi adakalanya kita harus sadar dan bersiap-siap karena tak selamanya harapan sesuai dengan kenyataan. Ketika kita minta pada Allah sekuntum bunga yg segar, Allah memberikan kita sebuah kaktus berduri. Ketika kita meminta pada ALLAH kupu-kupu yang indah. ALLAH malah memberikan kita ulat yg berbulu. Itulah skenario ALLAH. Lebih baik tak usah banyak berkomentar dengan apa pun yang terjadi, nurut aja dengan sang sutradara, Allah. Dan ingatlah, skenario Allah itu maha indah. Kadang kita tidak mengerti apa yg akan terjadi di balik semua peristiwa yg ada di sekitar kita. Tapi yakinlah. Allah pasti mempunyai rencana lain di balik semua ini.


Taukah kamu apa istimewanya kaktus?
kaktus yg berduri itu kini telah menjadi kaktus yg tahan terhadap panas, mana ada tumbuhan lain yang sekuat kaktus, tahan terhadap kekeringan, tumbuh di padang sahara yang gersang. Untuk mempertahankan hidupnya itu kaktus memiliki perbekalan di dalam daunnya. Bukan untuk hidup yang sebentar, tapi untuk dalam jangka waktu tertentu. Dan tatkala waktunya telah tiba, Allah memberikan bunga yg indah tumbuh di kaktus itu.

Lalu, apa nilai lebihnya ulat?
jangan hanya melihat ulat dari negatifnya saja yang merusak tanaman dan bahkan menjijikan. Lihatlah proses perjalanan hidupnya, suatu saat dia harus merubah dirinya menjadi sebuah kepompong yang akhirnya dapat berubah menjadi kupu-kupu yang indah, cantik dan dikagumi karena keindahannya.


Semakin hari..kamu akan semakin mengerti hakikat dakwah ini. Lantas, sekarang yg kamu perlu perhatikan adalah pahamilah setiap langkah yg kamu tempuh. Laksanakan saja apa yang menjadi perintah-Nya dan tinggalkan yang dilarang-Nya. Kerjakan semua amanah yang ada, selesaikan tugas-tugas dengan baik. Dan lihat,,,disanalah tersimpan harmoni setiap kehidupan. Ada pelangi dalam setiap perjalanan. Ada pelangi yang hadir setelah rintik hujan menyapa. Dan pelangi itu diperuntukkan bagi orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam menjalani perjalanan hidupnya.

Sebagaimana kita sadari, kita bukanlah jamaah malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan. Kita juga bukan jamaah syaithon yang selalu berada dalam kesalahan. Kita adalah jamaah manusia biasa yang tidak selamanya benar dan tidak selamanya salah.

Jangan selalu menyesali setiap kesalahan yang terjadi. Karena penyesalan hanya akan membebani hati. Jangan terlalu membanggakan kebenaran, karena kebenaran hanyalah bersumber dari-Nya. Meredam simfoni cinta ilahi yang ditujukan untuk kita. Yang perlu kita lakukan adalah mencari benang merah..

supaya kita dapat memperbaiki apa-apa yang telah lalu. Dakwah adalah sebuah keharusan. Karena dakwah tidak butuh kita. Tapi kitalah yang butuh dakwah. Bukankah ALLAH sudah menyatakan dlm firmanNYA. Masuklah kamu dalam islam secara kaffah. Lantas, apa yang ingin kamu hindari? kita tidak bisa mengapung ataupun melayang jika ingin mencari mutiara di dasar laut. Tapi kita harus menenggelamkan diri kita di dasar laut itu. Karena mutiara itu tidak ada di permukaan, mutiara itu juga tidak ada di tengah-tengah. Mutiara itu tersimpan di dasar. Di dasar kedalaman hati kita.

Kamu pasti akan menyadari bahwa semua ini semata-mata adalah proses pendewasaan diri kita. Bukankah tanah liat sebelum menjadi sebuah guci yang indah harus ditempa dengan berbagai ujian? Dibentuk secara perlahan dan dibakar. Bukankah sepotong bambu sebelum menjadi pipa air juga ditempa dengan berbagai peristiwa yang menyakitkan? Bukankah bola lampu ada setelah mengalami beratus bahkan beribu percobaan? Bukankah mentari terbit setelah melewati malam yang hitam?


Karena itu bangkitlah....
Semuanya akan baik-baik saja. Serahkan saja semua pada Allah. Tugas kita adalah meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar, setelahnya hanya bertawakkal kepada-Nya. Berbahagialah menjadi seorang aktivis dakwah.

Berbahagialah menjadi orang-orang yang terpilih yang akan membumi langitkan dakwah. Tidak semua orang mampu mengemban risalah dakwah ini. Karena dalam dakwah ini penuh onak dan cabaran, karena jalan dakwah ini dipenuhi onak dan duri, karena dalam dakwah ini diperlukan banyak pengorbanan, waktu, pikiran, harta, tenaga, bahkan nyawa. Dan itu sama sekali tidaklah mudah. Kenapa hanya kita? Karena Allah mengetahui, kita pasti bisa.

Disaat orang-orang menjauhimu karena kau begitu berbeda dengan yang lainnya, Allah adalah satu-satunya yang tak berpaling darimu. Ketika kekecewaan dakwah mendera jiwamu, Allah-lah satu-satunya Dzat yang tak mengecewakan dan tak pernah melukai perasaan. Ketika sesak menghimpit, Allah-lah yang melapangkannya. Dan ketika beban dakwah yang engkau pikul terasa berat, Allah-lah satu-satunya tempat bersandar.

Jangan bertanya kapan semua akan berhenti? Semua akan berhenti saat maut menghampiri. Kapan waktu beristirahat? Ketahuilah tempat istirahat orang beriman adalah di surga. Selama belum memperoleh surga, teruslah bergerak dan berjuang!

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu akan diuji oleh Allah. Karena itu, persiapkan ruhiyah kita untuk menjawab ujian itu. Karena kita harus naik kelas dalam ujian ini. Jangan pernah menyerah, jangan pernah putus asa. Sesungguhnya ALLAH membersama langkah kita menuju padaNYA.

Hidup itu adalah sebuah pilihan. Semua orang berhak memilih jalannya masing-masing, setiap jalan memiliki konsekuensi tersendiri. Dan engkau benar karena telah memilih jalanmu disini. Karena itu, perkuat langkahmu.

Jangan biarkan langkahmu goyah. Ketika kita diam orang lain tak akan tau apa yg sedang kita alami, orang lain tak tau jika diam kita adalah fikir dan dzikir. Ketika kita mulai goyah, berpeganglah pada tangan saudara-saudaramu. Jika mereka juga lengah dan jangkauan kita tidak sampai kepada mereka..

Maka sesungguhnya Allah-lah tempat kita mendekat dan meminta pertolongan agar menguatkan kita, layaknya kekuatan karang di dasar lautan yang tak mudah dihempas ombak dan badai. Tanamkan keikhlasan dan berpikirlah positif. Pasti ada hikmah dibalik setiap peristiwa yang terjadi.


Bersabarlah..karena sabar itu tiada batasnya..karena kesabaran itu akan berbuah manis...bersabarlah karena Allah bersama dengan orang-orang yang sabar. Tak bahagiakah kau bila bersama-Nya? Bukankah kau rela dengan apapun yang terjadi asalkan selalu bersama-Nya? Nikmat terbesar adalah kebersamaan dengan-Nya, berada dalam naungan-Nya, dalam perhatian-Nya dan dalam pengawasan-Nya..

Seorang mukmin boleh salah, boleh gagal, boleh tertimpa musibah tetapi dia tidak boleh kalah, menyerah pada kelemahannya, menyerah pada tantangan dan keterbatasannya apalagi bila sampai putus asa. Dia harus tetap menembus gelap supaya dia bisa menjemput fajar. Dia harus merasakan rinai hujan supaya bisa melihat indahnya pelangi. Dia harus merasakan getirnya perjuangan supaya bisa merasakan indahnya ukhuwah


Ya Robb....
Satu pintaku, ketika aku sudah tak mampu lagi menggenggam erat tangan saudaraku, jangan pernah biarkan ia lepas dari genggamanMU. Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya, Terangilah dengan cahyaMu yang tiada pernah padam, Ya Rabbi bimbinglah kami…

Followers

Silahkan mengambil artikel yang ada di blog ini asal mencantumkan sumbernya.BUKU CATATAN MEDIA. Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 BUKU CATATAN MEDIA. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top